Sabtu, 01 Mei 2010
PASAR KAGET KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG
Gilang dan Fitri, dua teman dari TDA Kompak, setelah action ngelapak di Taman Mini, telah melebarkan sayapnya ke Pasar Malam Jl Panjang Depan Binus, Kebon Jeruk. Konon cukup ramai disana, dan pasar malam ini berlangsung setiap hari.
How about me? Ngelapak tiap minggu kayaknya gak cukup. Beneran nagih, nih. Browsing sana-sini di internet, ketemu lokasi yang dekat dengan rumah : Kawasan Industri Pulogadung. Menurut Majalah Kawasan, Pasar Kagetnya berlangsung tiap Sabtu, Minggu dan hari libur. Dari foto2nya terlihat cukup ramai. Mirip2 Pulomas deh.
Kebetulan hari Selasa tanggal 16 Maret 2010 libur. Jam 7 pagi saya coba meluncur ke sana. Letaknya di Jl Raya Pulogadung. Jadi, kalau kita masuk ke Kawasan lewat pintu samping Pulogadung Trade Centre, kita jalan terus saja. Ikuti arah jalan itu, nanti jalan itu akan berakhir di ujung kawasan industri (rel kereta api buaran). Nah dipinggir rel itulah, Pasar Kagetnya.
Lapaknya sdh dibuat permanen kayu-kayu oleh lapakers disana, jadi susah utk model geser-geser. Tapi itu hanya di pinggir rel (lokasi utama Pasar), karena di sepanjang jalan raya Pulogadung (menuju arah rel), masih terbentang luas-dan banyak lokasi ademnya, untuk Lapakers baru.
Pada hari itu, penjual dan pembeli tidak terlalu banyak, mungkin karena hampir jam 11. Tapi karena sudah terbukti bahwa Pasarnya benar-benar ada, oke saya akan coba hari Sabtu depan utk langsung datang bawa barang.
Hari Sabtu tanggal 27 Maret, saya berangkat dengan barang dan pasukan komplit, termasuk termasuk I
Hooow abot
Senin, 19 April 2010
COBA - COBA INOVASI
Paling enak memang kita lakukan ekspansi usaha. Tadinya hanya Lapak, menjadi punya Toko. Namun berhubung punya Toko modalnya tidak sedikit, saya coba untuk bermain dengan mengutak-atik kondisi yang ada.
Item jualan saya adalah : kaos dan batik. Kaos untuk dewasa dan anak-anak. Karena space terbatas, kaos anak-anak menjadi sulit terlihat. Selama ini saya menggunakan media kaca mobil untuk pamer barang, dan saya melihat masih ada bagian dari mobil yang masih kosong dan dapat dipergunakan : atap.
Saya menggunakan 2 (dua) buah kursi plasik bakso untuk sarana tempat menggantung tali yang diletakkan di kanan dan kiri. Tali rafia yang saya bentangkan tersebut saya gunakan untuk menggantung kaos anak-anak.
Sabtu jam 8 malam, saya coba jajal pasang sana-sini. Naik turun naik turun, cukuplah untuk membuang kalori. Kegiatan lapak memang efektif membuat kurus. Hasilnya bisa kita lihat besok minggu..
Tetangga lapak saya bilang : Busyet... Pajang semua...
Ibu saya bilang : Kayak jemuran rumah susun...
Saya bilang : Namanya juga usaha... (tawakal dot com)
Bagaimana dampaknya pada penjualan?
Terus terang jawabannya : Nggak ngaruh!
Bahkan tidak satupun kaos anak yang terjual hari itu. Hiks!
Mengapa? Mungkin karena barang yang dipajang adalah untuk konsumsi anak-anak, sementara peletakannya terlalu tinggi. Jadi anak-anak tidak bisa lihat bahwa di atas sana ada Spongebob lho... Dan karena pengunjung dimungkinkan untuk melintas cepat, jangkauan pandang hanya yang datar2 saja... jadi meletakkan di atas, dianggap mubazir...
Tidak apa-apa, minimal beberapa ratus kalori pasti terbuang hari itu.
Dan hitungan kegagalan saya masih jauh dibanding Thomas Edison. Bahkan kalo Bill Gates tahu, mungkin dia akan call saya, karena kabarnya dia suka meng-hire orang2 yang pernah merasakan kegagalan tapi tetap semangat.
Minggu depan saya, sudah punya rencana untuk mulai cari inovasi baru : ekspansi waktu dan tempat ngelapak..
Bismillah...
Sabtu, 16 Januari 2010
LAPAK PULOMAS
Pengusaha (Lapak) Modal Besar (serius bisnis lapak)
Pengusaha (Lapak) juga Modal Besar (niat bisnis lapak)
Setelah 2 minggu di Bazaar Vila Nusa Indah 3, akhirnya saya coba pindah ke Pasar Kaget Pulomas. Sebenarnya untuk yang baru belajar, Bazaar Vilani 3 ini lumayan, tapi karena jauh banget dari tempat tinggal, saya tekor melulu di bensin dan tol.
Hari Minggu pertama berangkat habis subuh. Sampai disana saya tanya ke tukang parkir, kalo mau ikut jualan ijinnya ke siapa. Langsung saja saya juga minta nomor HP bapak 'pengelola' tersebut, daripada saya repot cari-cari. Maklum, Pasar Kaget Pulomas kabarnya panjangnya 2 kali Pasar Kaget Kalibata, dan saat subuh suasana ribet dengan pedagang yang mulai persiapan.
So I beg (without cry) untuk jangan dulu diikutkan nomor. Nggak apa-apa deh sementara saya jadi Mojok Mania. Karena angka segitu gede benar kelihatannya. Setiap jualannya saya hanya bawa sekitar 4 lusin kaos, jadi asli deh saya gak nyaman berada disamping pedagang lapak profesional. Tapi, bila prospek saya sudah ada harapan menuju kesana, dengan senang hati deh saya ikutan. Saya tanya kanan kiri, ternyata ada yang sudah jualan 2 bulan tapi hanya kena pungutan harian. Ternyata seperti halnya pengunjung, Bapak Pengelola itu juga capek kalo harus jalan sampai ke ujung. Jadi batasan pengawasannya hanya sampai pohon rindang, hehe...
Bila dibandingkan ikut Bazaar jelas lebih murah, karena event2 Bazaar di lokasi perkantoran/acara2 yang ditawarkan EO rata-rata mematok Rp 350.000,- per hari. Pantesan harga barang di Bazaar nggak ada yang murah ya...
Hari Minggu ke empat. Omzet saya anjlok total sampai Nol. Alias saya tidak bisa jualan karena hujan deras. Pedagang yang sudah terlanjut datang hanya bisa parkir, cuma pedagang makanan yang sepertinya masih bisa buka. Pembelinya adalah pedagang yang tidak bisa jualan. Karena sepanjang lokasi jalannya tergenang, dan hujan turun cukup deras, dijamin nyaris tidak ada pengunjung yang mau mampir.
Padahal setelah omzet yang lumayan di minggu ke tiga Pulomas, saya kulakan barang cukup banyak lho. Menghabiskan modal hasil omzet selama 1 bulan jualan. Selain itu, hari ini suami bisa ikut menemani, jadinya mau sekalian show off ke investor, dalam rangka minta tambah modal, gitu....
Jumat, 08 Januari 2010
Lapak : Memulai Usaha Murah Meriah Mudah
Kenapa?
Maklum, saya 'kan berstatus Mom. Nah, anak2 pada aneh, tumben lihat mamanya libur kok betah dirumah aja tapi tidak mau ajak main mereka ('kan mama sibuk di depan komputer), buntutnya malah pada aktif colak colek mama. Minta gendong, minta mandi, dsb. Yang enak pengasuh2nya. Bisa telpon-telponan pacar. Hehe..
Kegiatan motret, menentukan harga, ngikuti step by step petunjuk di buku, ternyata capek benar bila dilakukan sendiri. Terutama bila item barangnya cukup banyak.
Intinya, saya kecape-an. Pelan-pelan berhenti deh persiapan buka toko online-nya. Dimantapkan dengan peristiwa kebablasan mendelete program joomla-nya sewaktu sedang menghapus program2 game di komputer.
Tapi, karena virusnya masih ada di dalam hati, sekali-sekali saya surving dan baca-baca terkait mompreneurship. Hanya saja, motivasi get other income sudah hilang. Saat ini pengalaman masuk dunia entrepreneur lebih saya perlukan untuk memperkaya kehidupan anak-anak.
Selain Mba Lina, inspirasi juga banyak dari kegiatan TDA yang berlapak ria, antara lain blognya Mas Ananto http://hendrainc.blogspot.com/2007/03/ananto-sharing-tda-lapak-tangerang.html. Kisahnya Pak Hadi Prayitno juga seru http://balenajwa.blogspot.com/2009/04/ngelapak-di-tmii.html. Atau sharingnya Pak Tony Lisaffwan (sekarang blog-nya dimana sih, Pak?) sewaktu ikut Pasar Kaget Kalibata depan STEKPI.
Wah, lumayan banget. Saya membayangkan, disini saya tidak perlu malu atau apa. Karena pesertanya pasti ibu2 atau keluarga yang niat belajar jualan. Hari sabtunya saya kulakan kaos, manset dan celana legging, total sekitar 4 lusin. Besoknya, dari rumah habis sholat subuh langsung berangkat, bawa meja dapur, kursi organ, bawa semua hanger baju yang ada dirumah dan pinjam jemuran (mulai sekarang, setiap hari minggu menjemur baju di pagar saja, karena jemurannya sedang dialih fungsi) : muat satu mobil Karimun. Dari Kelapa Gading, masih gelap-gelap, langsung tancap gas...
Bismillah, dicoba deh...